cuplikan dari buku AHMAD SAFE'I glr SULTAN RATU
PIKULUN
Tentang
daerah kebun tebu tepat komplek batu batu peninggalan zaman dahulu di dekat
sumber jaya
Di dalam buku ini telah beberapa kali penulis singgung singgung tentang adanya batu batu peninggalan zaman dahulu kala di kebun tebu,di sebelah atas ibu kota kecamatan sumber jaya daerah ini,bahkan seluruh kecamatan sumber jayadahulunya termasuk di dalam lingkungan daerah ex marga buai belunguh(kenali).
Tempat ini terletak jauh di pedalaman di antara Krui,Kota agung,Teluk betung dan Kota bumi di atas dataran lebar dipagari oleh gunung gunung dan bukit bukit.
Kira kira dua kilometer dari batu batu bersejarah itu,ada sebuah telaga buatan,juga peninggalan zaman dahulu dan air nya jernih sekali.
Sejak zaman dahulu kala sampai zaman kompeni hingga sekarang daerah yg membentang luas ini di anggap tempat yg paling strategis dalam segi pertahanan,terbukti pada zaman olash aksi militer Belanda tempohari tempat pemerintah kresidenan Lampung(belum berbentuk provinsi)mengungsi dengan angkatan bersenjata dan dari sinilah di atur perlawanan2 gerilya terhadap musuh2 di tempat2 yg telah di duduki mereka.juga dari sinilah dikirim perbekalan2 kesegenap penjuru front2 di daerah lampung.
Meskipun tempat2 lain banyak sudah diduduki belanda,tetapi di tempat ini sampai pengakuan kedaultan tidak pernah di injak musuh.
Dari penulis punya orang tua,penulis mengetahui bahwa pada zaman penjajah belanda dahulu,sekelompok orang2yg tidak mau tunduk kepada kompeni,mendirikan tempat kediaman nya di sana;jika mereka keluar untuk membeli garam di krui atau di Kotaagung,pada jalan yg di tempuh, mereka patah kan pucuk2 dari tumbuh tumbuhan saja supaya jangan sampai tersesat jalan di waktu pulangnya nanti dan supaya orang Luar jangan sampai mengetahui jalan keperkampungan mereka.
Walaupun demikian telitinya,tetapi lama kelamaan kompeni mengetahui juga tempat persembunyian mereka itu, yg kemudian di datangkan beberapa banyak serdadu untuk menangkapi mereka.
Meskipun mereka mengadakan perlawanan sengit tetapi karena persenjataan musuh lengkap,apalagi serangan di lakukan secara tiba tiba,maka banyak lah jumlah mereka yg menjadi korban.
Kemudian seluruh rumah2 dikampung di bakar habis oleh kompeni dan mereka yg luka2,juga perempuan2 dan anak2 di angkut/di giring ke teluk betung,
Sedangkan tempat perkampungan mereka itu kembali menjadi rimba belantara.
Sekian lah yg penulis ketahui dari cerita almarhum orang tua penulis pangeran Jaya Di Lampung,hanya penulis sangat sesalkan tidak menanyakan siapa nama kepala rombongan mereka itu dan dimana keturunan mereka berada sekarang,tetapi yg jelas mereka itu beragama islam,menilik nama telaga yg ada di kebon tebu itu bernama “Telaga Mu'min”.
Penulis berkeyakinan bahwa keturunan mereka dari kebon tebu yg di tawan penjajah Belanda ke Teluk betung itu,masih ada,apakah tempat mereka menetap di Lampung utara,Lampung tengah,Lampung selatan atau di Kotamadya,lambat launakan diketemukan juga berdasarkan dari pengakuan mereka.
Keadaan di atas membayangkan bahwa bukan saja perlawanan yg dilakukan oleh Raden Intan di Kalianda tetapi dimana2 rakyat mengadakan perlawanan terhadap kompeni yg akan menjajah Tanah air kita dahulu.
Bayangkanlah sedangkan penduduk sebuah pulau kecil saja mengadakan perlawanan atas kedatangan penjajah,seperti halnya dengan pulau enggano di bengkulu;bahwa yg sebenar nya nama enggano itu asal dari kata2 portugis,yaitu enggano berarti kecewa atau gagal,berhubung kegagalan bangsa itu mendarat di pulau itu karna perlawanan penduduk nya. (Diegopachece yg berlayar mengelilingi sumatra tahun1520 dari malaka) dan kemudian di zaman kompeni belanda (willem Lodewijoks) tahun 1596 serta berkali kali setelah itu di coba untuk mendarat,tetapi senantiasa menemui kegagalan.
Dengan kejadian ini,penulis mengambil kesimpulan dengan apa yg penulis bentangkan mengenai Hulubalang si Begu,yaitu percobaan pendaratan musuh di pelabuhan krui dan dapat digagalkan bahkan ditupas oleh pasukan Hulubalang Begur di selalau.mengenai Hulubalang begur dia adalah Hulubalang Kerajaan Buay Belunguh(Kenali).kemudian membawa barang2 rampasan ke Kenali,di buktikan oleh benda2tua yg ada di Gedung dalom kenali. Seperti baju2 rantai, kopiah Hulubalang dari kulit lerbau mirip dengan potongan topi2 waja tentara dan beberapa pucuk meriam mirip dengan lukisan2 khas sepanyol/portugis.
Di dalam buku ini telah beberapa kali penulis singgung singgung tentang adanya batu batu peninggalan zaman dahulu kala di kebun tebu,di sebelah atas ibu kota kecamatan sumber jaya daerah ini,bahkan seluruh kecamatan sumber jayadahulunya termasuk di dalam lingkungan daerah ex marga buai belunguh(kenali).
Tempat ini terletak jauh di pedalaman di antara Krui,Kota agung,Teluk betung dan Kota bumi di atas dataran lebar dipagari oleh gunung gunung dan bukit bukit.
Kira kira dua kilometer dari batu batu bersejarah itu,ada sebuah telaga buatan,juga peninggalan zaman dahulu dan air nya jernih sekali.
Sejak zaman dahulu kala sampai zaman kompeni hingga sekarang daerah yg membentang luas ini di anggap tempat yg paling strategis dalam segi pertahanan,terbukti pada zaman olash aksi militer Belanda tempohari tempat pemerintah kresidenan Lampung(belum berbentuk provinsi)mengungsi dengan angkatan bersenjata dan dari sinilah di atur perlawanan2 gerilya terhadap musuh2 di tempat2 yg telah di duduki mereka.juga dari sinilah dikirim perbekalan2 kesegenap penjuru front2 di daerah lampung.
Meskipun tempat2 lain banyak sudah diduduki belanda,tetapi di tempat ini sampai pengakuan kedaultan tidak pernah di injak musuh.
Dari penulis punya orang tua,penulis mengetahui bahwa pada zaman penjajah belanda dahulu,sekelompok orang2yg tidak mau tunduk kepada kompeni,mendirikan tempat kediaman nya di sana;jika mereka keluar untuk membeli garam di krui atau di Kotaagung,pada jalan yg di tempuh, mereka patah kan pucuk2 dari tumbuh tumbuhan saja supaya jangan sampai tersesat jalan di waktu pulangnya nanti dan supaya orang Luar jangan sampai mengetahui jalan keperkampungan mereka.
Walaupun demikian telitinya,tetapi lama kelamaan kompeni mengetahui juga tempat persembunyian mereka itu, yg kemudian di datangkan beberapa banyak serdadu untuk menangkapi mereka.
Meskipun mereka mengadakan perlawanan sengit tetapi karena persenjataan musuh lengkap,apalagi serangan di lakukan secara tiba tiba,maka banyak lah jumlah mereka yg menjadi korban.
Kemudian seluruh rumah2 dikampung di bakar habis oleh kompeni dan mereka yg luka2,juga perempuan2 dan anak2 di angkut/di giring ke teluk betung,
Sedangkan tempat perkampungan mereka itu kembali menjadi rimba belantara.
Sekian lah yg penulis ketahui dari cerita almarhum orang tua penulis pangeran Jaya Di Lampung,hanya penulis sangat sesalkan tidak menanyakan siapa nama kepala rombongan mereka itu dan dimana keturunan mereka berada sekarang,tetapi yg jelas mereka itu beragama islam,menilik nama telaga yg ada di kebon tebu itu bernama “Telaga Mu'min”.
Penulis berkeyakinan bahwa keturunan mereka dari kebon tebu yg di tawan penjajah Belanda ke Teluk betung itu,masih ada,apakah tempat mereka menetap di Lampung utara,Lampung tengah,Lampung selatan atau di Kotamadya,lambat launakan diketemukan juga berdasarkan dari pengakuan mereka.
Keadaan di atas membayangkan bahwa bukan saja perlawanan yg dilakukan oleh Raden Intan di Kalianda tetapi dimana2 rakyat mengadakan perlawanan terhadap kompeni yg akan menjajah Tanah air kita dahulu.
Bayangkanlah sedangkan penduduk sebuah pulau kecil saja mengadakan perlawanan atas kedatangan penjajah,seperti halnya dengan pulau enggano di bengkulu;bahwa yg sebenar nya nama enggano itu asal dari kata2 portugis,yaitu enggano berarti kecewa atau gagal,berhubung kegagalan bangsa itu mendarat di pulau itu karna perlawanan penduduk nya. (Diegopachece yg berlayar mengelilingi sumatra tahun1520 dari malaka) dan kemudian di zaman kompeni belanda (willem Lodewijoks) tahun 1596 serta berkali kali setelah itu di coba untuk mendarat,tetapi senantiasa menemui kegagalan.
Dengan kejadian ini,penulis mengambil kesimpulan dengan apa yg penulis bentangkan mengenai Hulubalang si Begu,yaitu percobaan pendaratan musuh di pelabuhan krui dan dapat digagalkan bahkan ditupas oleh pasukan Hulubalang Begur di selalau.mengenai Hulubalang begur dia adalah Hulubalang Kerajaan Buay Belunguh(Kenali).kemudian membawa barang2 rampasan ke Kenali,di buktikan oleh benda2tua yg ada di Gedung dalom kenali. Seperti baju2 rantai, kopiah Hulubalang dari kulit lerbau mirip dengan potongan topi2 waja tentara dan beberapa pucuk meriam mirip dengan lukisan2 khas sepanyol/portugis.
sumber : Buku Serba Serbi Asal Usul Suku Lampung
Ahmad Safe'i glr. Sultan Ratu Pikulun Saibatin Kepaksian Buay Belunguh Kenali
disalin oleh : Bima Novian Zurlan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar