Tentang Asal Permainan"Sakura"
Asal usul permainan Sakura.Ini semua Langsung
dari Catatan Sultan Ratu Pikulun,yg mana merupakan jurai Lurus dari Pangeran
jaya Dilampung,Asal mula adanya"Sakura"Pada Tahun 1920.
Sebagaimana kisah Puniakan beliau,bagaimana cara saibatin dulu berusaha
mendidik rang sebawahannya supaya jangan merasa rendah diri dan pandai
berbahasa melayu(bahasa Indonesia).
Pada tahun 1920, penduduk balik
bukit(skarang kecamatan Balik Bukit dn Kecamatan Belalau) baru trbatas pada
Pasirah, Penghulu Marga,dn beberapa proatin(Kepala Kampung) saja yg paham
berbahasa Melayu.Mengetahui Cerita kesengsaraan anak buahnya yg tdk bisa
berbahasa melayu maka Saibatin (Pangeran Jayadilampung) yg trkenal kasih sayang
dg anak buahnya senantiasa memikirkan,bagaimana cara mendidik mereka supaya
pandai berbahasa melayu.
Mula2 setelah Hari Raya Aidulfitri
diadakan permainan dg sebutan Tutuanan ,dilapangan trbuka (Pekarangan
rumah) maka disediakan meja-meja dn kursi tmpat permainan dn disekelilingnya
disediakan bangku-bangku tmpat penonton atau undangan para peratin yg sengaja
diundang,maka mulailah dari tiap2 kampung diambil beberapa orng untk pementasan
cerita,dn smua kata2dilakukan dg Bahasa Melayu,dg demikian baik pemain atau
Penonton sama2 bisa belajar,
Kemudian dg prantaraan orang2 marga Buay Blunguh
juga yg pergi keBetawi(skarang jakarta)Yaitu Haji Sebeki dn Haji Marzuki(kalau
bukan Haji waktu itu belum berpengalaman pergi ke Betawi),dititipkan
Pangeran(Saibatin)untuk membeli beberapa Pasang Topeng dari Kertas.Topeng2itu
dibeli di toko Jepang atau toko SAKURA dn pada bagian pinggir dalam dari
Topeng2itu ada tertulis Toko Sakura itulah permainan Topeng itu disebut
penduduk "Sakura"
Sumber : Buku riwayat Sekala Brak Asal Usul Suku lampung
Ahmad Syafe’I glr. Sultan Ratu Pikulun Saibatin Kepaksian
Belunguh
Disalin ulang Oleh Bima Novian Zurlan