"Sistem Perkampungan di Sekala Brak"
Oleh: Bima Novian Zurlan
Sumber : Among Batin Raja Sunan
Dalam bahasa Lampung (dialek A) Kampung yaitu PEKON, yaitu suatu tempat yg terdiri atas rumah rumah yang dijadikan sebagai tempat tinggal secara menetap.
Apabila tempat tersebut tidak dijadikan tempat menetap dan hanya sementara waktu dan kemudian berpindah tempat lagi maka di sebut UMBUL, seperti halnya di kebun dan ladang. (contoh: Umbul Liokh, Umbul Bakhu, Umbul Cincau, dsbg.)
Dapat disebut pekon juga apabila disitu telah ada sistem kekerabatan adatnya, berarti disitu telah ada yang duakui sebagai pemimpin adatnya (dalam hal ini Kebot,Jukkuan,Sumbai, dsb.)
Letak perkampungan orang sekala brak ada dua macam yaitu:
1. Dipinggir sungai, karena pada zaman dahulu belum ada jalan raya, melainkan sungai sebagai sarana penghubung dari satu tempat ketempat lain.
2. Diatas gunung, biasanya orang membuat rumah yang disekitar rumah nya merupakan jurang atau tmpat yg terjal, dimaksudkan sebagai upaya perlindungan dari binatang buas dan musuh.
Pada sekeliling kampung terutama bagian depan kampung dibuat parit yang dalam dan diatas parit tersebut dipasang jembatan yg sewaktu waktu dapat dipasang dan dilepaskan. Dengan demikian musuh musuh mereka tidak dapat masuk kedalam perkampungan.
Akan tetapi sekarang letak perkampungan ini sudah berubah, yaitu mengikuti alurnya jalan raya, karena mereka merebut fasilitas seperti kemudahan transportasi dan penerangan listrik, juga dapat dijadikan tempat usaha. Sehingga banyak kampung atau pekon yang berdiri sudah ratusan tahun akan tetapi tidak dipinggir jalan raya, lalu ditinggalkan dan sekarang menjadu hutan belukar.